Kisah pemandu teksi jujur di Jakarta
- Kompas
- Jun 1, 2015
- 2 min read

Kompas.com melaporkan mengenai kejujuran seorang pemandu teksi Express bernama Suharto. Belaiu menemui beg berisi dollar Australia di dalam teksinya. Tetapi Suharto segera menyerahkan barang tersebut ke kantornya.
Ia berlaku di kawasan AXA Tower Kuningan, Jakarta Selatan.
"Sebetulnya sudah mahu pulang ke pul. Seharian narik, cuma dapat setoran cicilan teksi (Rp 319.000), tetapi wang bensin belum dapat. Ya tetapi, saya lihat, kasihan juga penumpang ini baru pulang dini hari. Sepertinya suami-istri. Jadi, saya anterin," tutur lelaki tamatan SMA tersebut.
Kedua penumpang itu meminta Suharto mengantarkan mereka ke Apartemen Sudirman Park. Menurut Suharto, perjalanan itu hanya berlangsung sekitar 10 minit dengan tambang Rp 20.000. Saat turun, tidak satu pun dari kedua penumpang menyedari jika tas hitam miliknya tertinggal di bawah jok belakang kemudi teksi, termasuk Suharto, yang fokus pada kemudinya.
"Saya sudah ingatkan penumpang untuk cek barangnya sebelum turun, tetapi sepertinya mereka sudah mengantuk. Saya juga sempat cek (periksa), lihat di jok tidak ada yang ketinggalan, jadi saya langsung kembali ke pul," kata lelaki asal Cirebon tersebut.
Suharto pun bergegas menuju ke pul di Ciganjur sebelum kembali ke tempat tinggalnya di Jalan M Kahfi I, Gang Kemenyan Pisang Pasir, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dalam perjalanan menuju pulnya, dia sempat ditahan seorang penumpang lagi, seorang anak muda. Penumpang ini mengaku tidak punya banyak wang untuk ongkos, dan meminta agar ia boleh membayar dengan tarif borongan. Artinya, ongkos sesuai kesepakatan.
"Lepas pulang, ada anak muda mahu numpang dari Mampang ke Buncit. Saya kasihan, ingat anak saya di rumah. Padahal, kami (pemandu) kan tidak boleh terima borongan, boleh dipecat kalau ketahuan. Waktu itu, dia cuma bayar Rp 10.000, saya terima saja," ungkapnya.
Suharto akhirnya tiba di rumahnya pukul 04.15 WIB dan langsung menuju kamar mandi. Selepas mandi, dia menunaikan ibadah solat subuh. Tiba-tiba ada telefon dari pejabat teksi Express, yang menanyakan keberadaan tas penumpang yang tertinggal.
"Dia kemudian mengeceknya (periksa). Ternyata, ada tas selempang hitam di belakang jok kemudi," ujarnya.
Tanpa diperintah, Suharto pun segera ke pulnya untuk mencocokkan laporan dari penumpang terkait ciri dan isi tas tersebut.
Saat dibuka, tas tersebut berisi wang pecahan 100 dollar Australia sebanyak seratus lembar. Jika dibandingkan, total wang tersebut mencapai Rp 100 juta.
Munkin kisah ini berlaku di Kuala Lumpur?
Comments