Berkuasa di FIFA 17 Tahun, Siapa Sepp Blatter?
- ADITYA BUDIMAN
- Jun 4, 2015
- 2 min read

Tujuh belas tahun bukan masa yang pendek untuk memimpin FIFA. Selama itu kedudukan Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA tidak tergoyah. Tidak ada yang menyangka jika pada Selasa, 2 Jun 2015 waktu Zurich, lelaki berusia 79 tahun itu memutuskan untuk melepas jawatannya.
Padahal, enam hari sebelumnya Kongres FIFA sepakat menunjuknya kembali sebagai presiden.
Keputusan berundur lepas dari skandal rasuah di tubuh FIFA. Penangkapan tujuh pegawai utama pada 27 Mei lalu, sebelum kongres berjalan, seolah menjadi pertanda bakal suramnya FIFA di bawah kepemimpinan Blatter.
Lahir 10 Mac 1936 di kawasan pegunungan Alpine, tepatnya di Kota Visp, Switzerland , Joseph S. Blatter berasal dari keluarga sederhana. Namun di mata rakan-rakan sekolahnya, Blatter sangat istimewa. Blatter merupakan satu-satunya kanak-kanak yang mempunyai peluang bermain bola sepak secara profesional pada masa itu.
Selesai menempuh pendidikan, Blatter meniti karier yang tidak biasa bagi seorang warga Switzerland pada 1960-an. Ia mengikuti wajib tentera dan sempat mendapat pangkat kolonel. Lelaki yang fasih berbahasa Jerman, Perancis, Sepanyol dan Itali ini kemudian bekerja di syarikat jam, lantas menguruskan sebuah persatuan hoki di Switzerland.
Tahun 1975 menjadi saat penting bagi Blatter. Ia bergabung bersama FIFA dan dipercayai memegang jwbatan sebagai PengarahTeknik. Kariernya makin menanjak. Puncaknya pada 1998 ia terpilih sebagai Presiden FIFA menggantikan João Havelange. Warga Switzerland amat bangga ketika Blatter berjaya sebagai Presiden FIFA.
“Kami senang ada warga negara kami menjadi presiden di sebuah organisasi antara bangsa,” kata seorang anggota parlimen Switzerland Roland Buechel, kala itu. Bahkan, sekolah tempat Blatter belajar memberikan penghormatan dengan cara mengganti nama sekolah menjadi Blatter.
Pihak sekolah bahkan memasang foto Blatter di sekolah. Editor olahraga dari akhbar tempatan Walliserbote, Hans Peter Berchtold, menyatakan Blatter dikenal sebagai peribadi yang sederhana dan mudah didekati.
Cubaan mulai datang ketika isu rasuah menghampiri FIFA. Berchtold mengatakan rakan terdekat Blatter boleh “merasakan” tudingan itu. “Semua orang tahu ada masalah dengan FIFA, tapi bukan bererti semua harus ditanggung oleh Blatter,” ucap Berchtold.
Di balik tudingan suap dan rasuah, ada banyak sumbangan Blatter terhadap kemajuan bola sepak antara bangsa. Salah satunya adalah Piala Dunia di tanah Afrika. Di era Blatter, FIFA amat rajin melakukan promosi ke berbagai negara untuk mempopularkan bola sepak serta berkomitmen untuk terus bereformasi.
Berbezrasuah a dengan Berchtold, ketua lembaga antarabangsa yang bercabang di Switzeland, Eric Martin, melontarkan kritik. Ia mengatakan pada 2011 sebuah pasukan bebas meminta FIFA untuk mereformasi sejumlah keputusan yang dinilai tidak relevan. Namun FIFA berdiam diri dan cadangan itu ditolak.
Khabar pun berkembang. Di beberapa rakan dekatnya, Blatter masih dikenal sebagai sosok yang ramah dan terbuka. Namun kubu lainnya menuding dia sebagai pemimpin yang tidak suka pembangkang. Ia tidak segan membuang rakannya dari FIFA yang terlalu kritis mempersoalkan keputusannya.
Suatu ketika ia diminta pendapat mengenai media Inggeris dan Jerman yang terlalu keras mengkritik kerja FIFA. Dengan ringan Blatter menjawab, “Saya memaafkannya, tapi tidak melupakannya,.” laporan BBC.
Comments